Berfikir positif tidak hanya hak/monopoli
orang dewasa atau pun remaja. Sejak usia balita, seyogyanya anak sudah mulai
diajak untuk berfikir positif. Karena berfikir positif akan membuat anak lebih
tahan menghadapi situasi krisis di usia dewasa nantinya.
Berfikir positif terkait dengan beberapa hal,
diantaranya pengenalan anak terhadap dirinya, khususnya kekurangan yang ia
miliki karena berfikir positif berbanding terbalik dengan keraguan diri.
Semakin ragu, semakin ia jauh dari pikiran positif.
CIRI-CIRI :
Anak yang selalu berfikir positif menunjukkan
ciri-ciri sebagai berikut:
©
Sering menggunakan kalimat
positif untuk mengungkapkan pemikirannya. Misalnya, “Baiklah, mungkin hari ini
nilai bahasa Inggrisku hanya 6, tapi besok aku yakin dapat 8”.
©
Optimis dan percaya diri
©
Jarang mengeluh tentang kesulitan
yang dihadapi.
©
Tidak mudah merasa minder.
©
Antusias terhadap hal-hal yang
baru
©
Tidak mudah menyerah ketika
menemui kesulitan
©
Tetap semangat mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan
©
Mudah bangkit dari kekecewaan
Langkah-Langkah
Meski
anak belum menunjukkan ciri-ciri tersebut, orang tua tak perlu khawatir, sebab
pada dasarnya tiap anak punya potensi untuk mengembangkan kemampuannya. Ada
beberapa hal yang perlu ditanamkan, diantaranya adalah:
1.
Berikan contoh
Orangtua
sebagai figure terdekat anak adalah model penting. Untuk melatih anak berfikir
positif, orangtua harus terlebih dahulu menerapkan pola berfikir positif bagi
dirinya sendiri. Ungkapkan pemikiran dalam kalimat- kalimat positif misalnya,
“tadi mama masak sayur gosong, berarti malam ini kita makan telor ceplok
special buatan mama” atau disaat terjebak macet “Gara-gara macet, kita jadi
bisa lihat banyak kendaraan seperti ular ya”
2.
Kembangkan rasa percaya
Berilah
penghargaan positif berupa pujian, mengembangkan kemandirian agar anak terlatih
melakukan segala sesuatunya sendiri sesuai usianya.
3.
Balas keluhan anak dengan respon
positif
Maksudnya
ketika anak mengatakan “aku tidak bisa” saat mengerjakan tugas, orang tua bisa
membalas dengan respon yang positif “coba dulu satu per satu, mama yakin kamu
bisa”
4.
Selalu mengajak anak untuk
melihat sisi positif atau hikmah dari apa yang dialami
Misalnya
anak dipilih menjadi ketua kelas. Orangtua bisa menyemangatinya dengan
mengatakan “dengan ditunjuk sebagai ketua kelas, meskipun berat kamu punya
keistimewaan dibanding teman yang lain”
5.
Ungkapkan kelebihan anak ketika
ia merasa gagal/kecewa
Misalnya
dengan mengatakan, “Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini sayang semua
orang pasti pernah gagal. Tapi ingat nggak, nilai matematika kemarin kamu masih
dapat nilai 9 kan?”
6.
Berikan dorongan dan tanamkan
semangat untuk mencoba sesuatu lebih dari 1 kali
“Misalnya :
Meskipun nilai ulangan kali ini kamu gagal, besok kamu pasti bisa dapat nilai
bagus, asal ma belajar”
7.
Ajari anak untuk memandang
masalah dari berbagai sudut pandang
Ajukan
beberapa alternatif cara memandang permasalahan. Misalnya saat ada teman yang
menjauhinya, katakan pada mereka “ saat dijauhi teman kamu pasti sedih, tapi
kamu tetap anak mama yang manis, yang pernah
mama kenal. Mungkin saja ia menjauhi karena ada masalah lain yang tidak
berhubungan dengan kamu.”
Sumber : Parenting center